Sabtu, 19 April 2014

Psikologi Behaviorisme



Tujuan Penulisan

  • Mengetahui konsep tentang teori belajar behavioristik
  • Mengetahui pandangan dan pendapat para ahli mengenai teori belajar behavioristik
  • Mengetahui aplikasi dari teori belajar behavioristik
  •  Mengetahui implikasi dari teori belajar behavioristik
  • Mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori belajar behavioristik
Manfaat  
  • Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
  • Dapat mengetahui dan memahami konsep tentang teori belajar behavioristik
  • Dapat memberikan informasi kepada para pembaca
Gambar: Siswa sedang menggunakan media nyata dan media sebagai hasil laporan
http://laurahasiel.wordpress.com/2009/05/21/artikel/

Asumsi-asumsi dasar Behaviorisme dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Asumsi
Implikasi terhadap pendidikan
Contoh
Pengaruh Lingkungan
Kembangkan lingkungan kelas yang mendukung perilaku siswa yang diinginkan
Ketika seorang siswa sering menemui masalah dalam mengerjakan tugas secara mandiri, saat tak ada yang memperhatikan pujilah siswa tersebut setiap kali ia menyelesaikan tugas tanpa disuruh
Fokus pada peristiwa yang dapat diamati (stimulus dan respons)
Identifikasi stimulus khusus (termasuk tindakan anda sendiri sebagai guru) yang dapat mempengaruhi siswa
Jika seseorang siswa sering menampilkan perilaku yang menggangu di kelas, pikirkan apakah anda mungkin mendorong munculnya perilaku tersebut dengan memberikan perhatian setiap kali dia berperilaku tidak pantas.
Belajar sebagai perubahan tingkah laku
Simpulkan bahwa belajar terjadi hanya ketika siswa menampilkan perubahan dalam performa di kelas.
Masukkan kegiatan yang menyenangkan namun mendidik dalam jadwal harian sebagai cara membantu siswa mengasosiasikan setiap materi pelajaran dengan perasaan menyenangkan.
Kontiguitas Kejadian
Jika anda ingin siswa menghubungkan dua kejadian (stimulus, respons, atau stimulus dan respons), pastikan kejadian-kejadian tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Kesamaan prinsip pembelajaran di semua spesies
Ingat bahwa penelitian dengan spesies bukan manusia seringkali memiliki relevansi bagi praktik di dalam kelas.
Berikan penguatan (reinforce) pada siswa hiperaktif apabila ia secara berturut-turut bisa duduk tenang dalam periode waktu yang lebih panjang—sebuah proses pembentukan perilaku yang didasarkan pada studi penelitian awal dengan tikus dan merpati.
Tabel 1.1. Prinsip-prinsip/Asumsi-asumsi




Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Selama masa kanak-kanak hingga dewasa, kita mempelajari ribuan perilaku baru. Sebagai balita, kita belajar berjalan, makan, dan meminta apa yang kita inginkan. Sebagai anak-anak prasekolah kita belajar menggosok gigi sendiri, dan mengendarai sepeda. Selama masa sekolah kita mulai belajar menulis, menggambar, bagaimana menggunakan kalkulator, dan bermain olahraga berregu. Sebagai remaja, kita mungkin belajar bagaimana mengendarai mobil, atau mengajak seseorang berkencan. Dalam banyak hal, kita mengembangkan perilaku-perilaku semacam itu karena lingkungan mendukung kita melakukan perilaku-perilaku tersebut.1
            Behaviorisme merupakan sebuah sudut pandang teoritis yang memusatkan perhatian pada bagaimana stimulus-stimulus lingkungan menyebabkan perubahan perilaku-perilaku orang. Mengutip pengertian Behavior dari Jhon Santork dalam bukunya Educational Psychology (edisi ke-5) “behavior is everything that we do, both verbal and nonverbal, that can be directly seen or heard: child creating a poster, a teacher explaining something to child, one student picking on another student and so on.”2 Dapat disimpulkan bahwa Behavioristik merupakan segala sesuatu yang kita lakukan, baik itu verbal ataupun nonverbal, atau juga yang langsung kita lihat maupun kita dengar, contohnya seperti yang telah disebutkan diatas.
Prinsip-prinsip dasar behaviorisme:
Ø  Perilaku orang sebagian besar merupakan hasil dari pengalaman mereka dengan stimulus- stimulus lingkungan.
            Banyak tokoh behavioris percaya, seseorang lahir bagaikan sebuah “kertas kosong” (atau dalam bahasa latin, tabula rasa). Selama beberapa tahun, lingkungan akan “menulis” pada kertas kosong tersebut, membentuk secara perlahan, atau mengondisikan (conditioning), individu menjadi seseorang yang memiliki karakteristik dan cara berpetilaku yang unik.
 Sebagai guru kita harus ingat dampak signifikan dari lingkungan masa lalu dan masa kini siswa terhadap perilaku mereka. Kita dapat menggunakan prinsip dasar ini: dengan mengubah lingkungan kelas kita, kita juga dapat mengubah perilaku siswa. Contohnya, ketika seorang siswa sering menemui masalah dalam mengerjakan tugas secara mandiri, saat tak ada yang memperhatikan pujilah siswa tersebut setiap kali ia menyelesaikan tugas tanpa disuruh.
Ø  Belajar dapat digambarkan dalam kerangka asosiasi diantara peristiwa-peristiwa yang dapat diamati—yaitu, asosiasi antar stimulus dan respons.
Kaum behavioris tradisional meyakini bahwa fenomena yang terjadi dalam diri seseorang (pikiran, keyakinan, perasaan, dan sebagainya) tidak dapat diamati dan oleh karena itu, tidak dapat dipelajari secara ilmiah.  Beberapa behavioris menggambarkan seseorang sebagai kotak hitam yang tidak dapat dibukan untuk diperiksa. Menurut mereka, pemeriksaan psikologis seharusnya berfokus pada hal-hal yang dapat diamati dan dipelajari secara objektif.
            Misalnya, Jika seseorang siswa sering menampilkan perilaku yang menggangu di kelas, pikirkan apakah anda mungkin mendorong munculnya perilaku tersebut dengan memberikan perhatian setiap kali dia berperilaku tidak pantas.
Ø  Belajar melibatkan perubahan perilaku.
Beberapa tokoh psikolog mendefinisikan belajar sebagai “perubahan jangka panjang dalam representasi atau asosiasi mental sebagi hasil dari pengalaman”. Namun, beberapa behavioris tidak setuju dengan definisi ini karena kita tidak dapat melihat perubahan-perubahan mental. Alih-alih, mereka mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perilaku karena pengalaman.  Pandangan tentang belajar semacam itu secara khusus dapat bermanfaat di kelas. Contoh skenario di kelas seperti berikut:
 Siswa-siswa anda melihat anda dengan penuh perhatian saat anda menjelaskan sebuah konsep       yang sulit.
 Ketika selesai, anda kemudian bertanya, “ada pertanyaan?” Anda melihat ke seluruh ruangan,
dan tidak ada satu pun yang yang mengangkat tangan. “Bagus”, anda berfikir mereka semua mengerti.
 Namun apakah siswa anda benar-benar mengerti?
Berdasarkan yang anda amati, anda benar-benar tidak dapat memastikan apakah mereka mengerti atau tidak. Hanya perubahan perilaku yang dapat diamati—mungkin perbaikan nilai test, frekuensi yang lebih besar untuk membaca secara mandiri, atau berkurangnya tindakan agresif—yang dapat memberitahu kita dengan pasti bahwa pembelajaran telah terjadi.
 Belajar cenderung terjadi ketika stimulus dan respons muncul dalam waktu yang berdekatan. Supaya hubungan stimulus-respons berkembang, kejadian-kejadian tertentu harus terjadi bersamaan dengan kejadian-kejadian lain. Ketika dua kejadian muncul pada waktu yang kurang lebih sama, dapat kita katakan ada kontiguitas diantara kejadian-kejadian tersebut. Jika anda ingin siswa menghubungkan dua kejadian (stimulus, respons, atau stimulus dan respons), pastikan kejadian-kejadian tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan.
 Banyak spesies hewan, termasuk manusia, belajar dengan cara-cara yang sama. Behavioris terkenal dengan eksperimen mereka terhadap hewan-hewan seperti tikus dan merpati. Mereka berasumsi bahwa banyak spesis memiliki proses pembelajaran yang sama. Karena itu, mereka menerapkan prinsip-prinsip belajar yang diperoleh setelah mengamati suatu spesies pada suatu pemahaman mengenai bagaimana spesies-spesies lain (termasuk manusia) belajar.
Kesimpulan Behavioristik
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingk[1]ahl laku adalah hasil belajar.
Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik Untuk mempermudah mengenal teori belajar behavioristik dapat dipergunakan ciri-cirinya yakni
1.         Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)
2.         Mementingkan bagian-bagian (elentaristis)
3.        Mementingkan peranan reaksi (respon)
4.         Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5.        Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
6.        Mementingkan pembentukan kebiasaan.
7.        Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial anerror
Mengenai perubahan perilaku manusia, dalam pandangan Islam kita mengenal adanya adanya akhlaqul karimah, dan akhlaq ini kita bagi dua macam yaitu akhlaqul mahmudah (akhlaq yang terpuji) dan akhlaqul majmumah (akhlaq yang tercela), akhlaq dapat menjadi uswah bila meminjam istilah bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara”Tut Wuri Handayani; memberikan contoh dan mendorong dari belakang”, artinya memurut Imam Syafi’i “Ifda bi Nafsik” atau instropeksi diri, dengan demikian antara stimulus (guru) dan respon (siswa/murid) harus sepadan, sebab pomeo mengatakan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”,
Sebagai sebuah contoh dalam proses pembelajaran, ketika guru menugaskan untuk memahami, menghafal dan mempelajari terjemah serta tafsir surat al-Ikhlas kemudian melarang siswa nya untuk pergi ke Dukun agar meraih prestasi, maka guru pun tentu jangan pergi ke Dukun untuk meraih kekayaan.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,  ketika dia memberikan pelajaran kepadanya,”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kedzliman yang besar”. (Luqman, 31 : 13).








RPP BEHAVIORISTIK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAN
Nama Sekolah                  : MAN 11 Tangerang Selatan      
Mata Pelajaran                  : fisika
Materi Pokok                    : Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia
Kelas/Semester                 : X/1
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit
: Memahami hukum-hukum dasar kimia, konsep mol dan perhitungan-perhitungan kimia
: - Membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar Kimia melalui percobaan
-   Menerapkan hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro serta konsep mol dalam meyelesaikan perhitungan kimia  (STIKIOMETRI )


.  Tujuan Pembelajaran: 
A. Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir[1].
1.   Produk
§  Siswa dapat menyebutkan Pengertian Usaha (C1)
§  Siswa dapat memperhitungkan soal Usaha (C6)
§  Siswa dapat menyebutkan Pengertian Energi (C1)
·   Siswa dapat menyebutkan macam-macam Energi (C1)
§  Siswa dapat memperhitungkan soal Energi Potensial (C6)
·   Siswa dapat menyebutkan pengertian Energi Kinetik (C1)
§  Siswa dapat memperhitungkan soal Energi Kinetik (C6)
·   Siswa dapat menyebutkan pengertian Usaha (C1)
§  Siswa dapat memperhitungkan soal Usaha (C6)
§  Siswa dapat menyebutkan bunyi Energi Mekanik (C1)
§  Siswa dapat memperhitungkan soal Energi Mekanik (C6)

§  Siswa dapat menjelaskan hubungan antara Energi Potensial dan Energi Kinetik (C2)
§  Siswa dapat menemukan rumus hubungan antara Energi Potensial dan Energi Kinetik (C3)
2.         Proses
§  Mengamati data hasil eksperimen dan melakukan analisis data untuk merumuskan kesimpulan tentang berlakunya

B.  Afektif
Afektif  adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta; mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi; mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan (tentang tata bahasa atau makna)[2].

1.      Karakter:
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter untuk dapat menerima apa yang sedang siswa pelajari. (A3)
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan berpartisipasi dalam proses belajar, sehingga siswa menjdi siswa yang aktif ()
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter dapat dipercaya, diantaranya siwa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter tanggung jawab individu. diantaranya siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dapat dipercaya atau diandalkan, tidak pernah membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas perbuatannya.
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter tanggung jawab sosial. Diantaranya siswa mengerjakan tugas kelompok untuk kepentingan bersama, secara suka rela membantu teman
§  Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter peduli. Diantaranya siswa peka terhadap perasaan orang lain, mencoba untuk membantu siswa yang membutuhkan.
2.    Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, paling tidak peserta didik dapat menunjukkan kemajuan  berperilaku keterampilan social diantaranya:
§  Dalam kerja kelompok semua siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok yang diberikan.
§  Dalam diskusi kelompok atau kelas, siswa aktif mengajukan pertanyaan. dan memberikan ide atau pendapat, dan menghargai pendapat orang lain.
§  Dalam diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok.






Dari pembelajaran Usaha dan Energi dan perhitungannya, siswa diharapkan mampu dalam pandangan behavioris :
1.      Menerapkan hukum-hukum Usaha dan Energi dalam kehidupan sehari-hari (P3)
2.      Mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan dengan mengaitkannya dengan teori usaha dan energi (P3)
3.      Memperlihatkan hukum dasar usaha dan energy yang ada dalam kehidupan  sehari-hari (P3)
4.      Dapat menghubungkan usaha dan energi dengan pelajaran pada bab selanjutnya, karena pada dasarnya pada bab ini adalah bab permulaan untuk menuju bab selanjutnya (P5)


5.    Materi pembelajaran


Pengertian Usaha
Usaha adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam fisika, usaha selalu melibatkan gaya dan perpindahan. Usaha didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya searah perpindahan dengan besar perpindahan.
B.      Rumus Usaha
      1.       Usaha dari Gaya Tetap (Searah)
 A.Tanpa sudut  
W=F.s atau  W=DE  atau  W=m.g.h
     Contoh soal.
      Usaha yang diperlukan untk memindahkan benda yang massanya 6 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 1,1 m bila percepatan gravitasi 10 m/s2.
Dik: m= 6 kg
        h= 1,1 m
        g= 10 m/s2
Dit: W?
Jawab: W= m.g.h
            W= 6.10.1,1
            W= 66 Joule

B.Jika dipengaruhi oleh sudut


W=F.cos α.s  atau  W=F.s.cos α

 Ket. α = Sudut antara F dan s

            Contoh soal.
            Gilang menarik benda bermassa 4 kg dengan gaya 80 newton dengan sepotong tali dan membentuik sudut 60
° terhadap horizontal. Usaha yang dilakukan Gilang untuk memindahkan benda sejauh 5 meter adalah?
            Dik: F= 80 N
                  
α= 60°
                   s= 5 m
            Dit: W
            Jawab:  W= F.cos
α.s
                        W= 80.cos 60
°.5
                        W= 80.0,5.5
                        W= 200 Joule



Contoh soal.
Sebuah gaya F berubah terhadap perpindahan x seperti gambar dibawah. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya F untuk menempuh perpindahan mulai dari titik asal sampai x=7
Jawab:
Wtotal = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 + W6
          = ½ .a.t +  p.l  +  ½.a.t  +  ½.a.t  +  p.l  +  ½.a.t
          = ½.1.3  +  2.3  +  ½.1.3  +  ½.1.(-3)  +   1.(-3)   +  ½.1.(-3)
          = 1,5  +  6  +  1,5  +  (-1,5)  +  (-3)  +  (-1,5)
          = 3 Joule
Usaha oleh Beberapa Gaya 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg3phtNmeRWrcQCWial4DdumeI2eTSduZDTj2KJM2mm9FPtCO5Vgob9BZtE1BWUfj3Z5I79qDSd0IJT-7TTo2oKDGBU_FN-B2fJD8WJsLro5Wv3XVK5r4inXy_6p4sg24_REYWBUxfNYv6/s200/rumus+2.png 
Untuk sistem seperti pada gambar di atas, usaha totalnya adalah :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7TToe_0Zos-6ASuRAS_EMNuycPOqbsoOJJGWjr7Yy0omXt4BxD8_E6209aPxtikkFlTm_WQi8Wr2LGA7N1CWv_nZoA2imD88vJfE2eojRRxiQmF-1NeDJVlzS5_b6vE1GNysqz_1GEWjl/s1600/rumus+3.png
Ket. Sin  θ = h/s


 Jika diketahui h= 4 m,  θ = 30°,  m= 6 kg
berapakah usaha yang diperlukan untuk mendorong benda agar sampai di atas?

Jawab: W= m.g.s.sin θ
untuk mencari s = h ÷ θ
                        s = 4 ÷ sin 30°
                        s = 4 ÷ 0,5
                        s = 8 m

W= m.g.s.sin θ
    = 6. 10. 8. Sin 30°
    = 6.10.8.0,5
    = 240 Joule

2 Energi Potensial, Energi Kinetik dan Energi Mekanik

Energi Potensial (Ep)
Energi potensial adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya atau karena letaknya terhadap bumi.
a. Sebuah benda yang berada pada ketinggian tertentu dari bumi maka benda tersebut memiliki energi potensial gravitasi.
b. Setelah sampai di bumi energinya dapat berubah menjadi bunyi dan besar energi potensialnya sama dengan nol (0).
c. Contoh energi potensial gravitasi misalnya:
1) Air terjun
2) Tanah longsor
3) Benda jatuh bebas
d. Besarnya energi potensial dipengaruhi oleh tiga (3) faktor yaitu: massa (m), percepatan gravitasi (g) dan kedudukannya terhadap bumi (h) dan ketiga faktor tersebut terhadap energi potensial (Ep) mempunyai nilai sebanding.

Energi Kinetik (Ek)
Energi kinetlk merupakan suatu bentuk energi yang dimiliki oleh benda yang sedang bergerak.
a. Sebuah mobil yang berjalan memillki energi kinetik.
b. Apabila mobil menumbuk benda keras maka energinya dapat berubah menjadi bunyi dan akibat yang ditimbulkan yaitu mobil atau benda yang ditumbuk akan rusak.
Contoh energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
a. Bola menggelinding di lantai
b. Mobil sedang melaju di jalan
c. Benda yang dilempar dan lain-lain
                   
Energi Mekanis
a. Energi mekanis adalah energi yang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial gravitasi.
1) Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya memiliki energi mekanis.
2) Besarnya energi mekanis selalu tetap karena saat Ep maksimal maka Ek minimal atau sebaliknya, dan saat Ep bertambah maka Ek berkurang atau sebaliknya.
6) Sebuah benda yang jatuh bebas berarti energi potensial berkurang tetapi energi kinetiknya bertambah dan sebaliknya jika benda dilemparkan vertikal ke atas energi potensial bertambah sedangkan energi kinetiknya berkurang dan pada saat benda berada pada titik tertinggi, benda berhenti sesaat maka energi kinetiknya = 0 (nol).

Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan di dalam makanan, minuman atau bahan bakar. Energi kimia akan dilepaskan bila makanan atau bahan bakar bereaksi dengan oksigen, misalnya pada pembakaran. Contoh: bensin yang melepas energi kimia pada saat dibakar dan dapat menggerakkan mesin mobil.

Energi Cahaya dan Energi Panas
Salah satu bentuk energi yang ada di alam ini adalah cahaya dan panas. Contoh:
a. Energi dari panas matahari.
b. Api menghasilkan energi panas dan energi cahaya.

Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang dihasilkan oleh arus listrik. Contoh: berbagai macam alat-alat rumah tangga yang menggunakan listrik dapat dipakai untuk berbagai keperluan.

Energi Bunyi
Bunyi merupakan salah satu bentuk energi yang dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar. Semakin besar simpangan benda yang bergetar, semakin keras pula bunyi yang dihasilkan.

Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam zat radioaktif dan dilepaskan melalui reaksi nuklir.
3. Hubungan Usaha dengan Energi
3.1. Usaha dengan energi potensial
Apabila dalam sistem hanya berlaku energi potensial gravitasi saja maka teori usaha-energi dapat ditentukan dengan persamaan:
W = Ep
W = m . g . h2 – m . g . h1 …………………………………………(3-1)
3.2. Usaha dengan energi kinetik
Apabila dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja maka teori usaha-energi dapat ditentukan sebagai berikut :
http://fisikamemangasyik.files.wordpress.com/2011/10/image0029.jpg?w=300&h=43
Untuk melihat hubungan antara usaha oleh sistem gaya-gaya (Resultan gaya total) dengan energi kinetik, perhatikan contoh di bawah ini.
Sebuah benda bermassa m berada di atas bidang datar tanpa gesekan. Pada benda bekerja gaya F konstan sejajar bidang dan benda dapat bergerak lurus berubah beraturan
http://fisikamemangasyik.files.wordpress.com/2011/10/image00213.jpg?w=604
Gambar benda yang bergerak GLBB
Pada suatu saat, kecepatan benda v1 dan setelah menempuh jarak s kecepatannya menjadi v2 turunan hubungan antara Usaha yang dilakukan resultan gaya yang menjadi pada benda dengan perubahan energi kinetiknya adalah sebagai berikut : Resultan gaya yang bekerja pada benda (benda tidak mengalami gaya friksi)
total F= F
Usaha W
W = F s cos a
W = F s cos a = m a s (1) = m (a s)
Ingat hubungan           v2 2 – v2 2= 2 a s
http://fisikamemangasyik.files.wordpress.com/2011/10/image0046.jpg?w=604
http://fisikamemangasyik.files.wordpress.com/2011/10/image0064.jpg?w=604http://fisikamemangasyik.files.wordpress.com/2011/10/image0084.jpg?w=604
Jika
W oleh resultan gaya = 0       Tidak ada perubahan energi kinetik
         (kecepatan konstan)
W oleh resultan gaya > 0        Usaha yang dilakukan mengakibatkan penambahan energi kinetik
W oleh resultan gaya < 0        Usaha yang dilakukan mengakibatkan pengurangan energi kinetic

Benda bermassa 1 kg jatuh bebas dari puncak gedung bertingkat yang mempunyai ketinggian 80 meter. Jika gesekan dengan udara diabaikan dan percepatan gravitasi (g) adalah 10 m/s2 maka energi kinetik benda ketika tiba permukaan tanah adalah…

Pembahasan
Diketahui :
Massa(m)= 1 kg

Ketinggian (h) =  80 meter

Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2

Ditanya : energi kinetik (EK) benda ketika benda tiba dipermukaan tanah

Jawab :
Benda jatuh bebas karenanya benda tidak mempunyai kecepatan awal. Dengan demikian, ketika berada pada ketinggian 80 meter, benda mempunyai energi potensial gravitasi tetapi benda tidak mempunyai energi kinetik (v = 0 sehingga EK = ½ m v2 = 0).
Jadi energi mekanik awal (EMo) = energi potensial gravitasi (EP).

EMo = EP = m g h = (1)(10)(80) = 800 Joule

Ketika jatuh bebas, energi potensial gravitasi berubah menjadi energi kinetik. Pada saat benda menyentuh tanah, semua energi potensial gravitasi berubah menjadi energi kinetik. Jadi ketika tiba di permukaan tanah, benda mempunyai energi kinetik tetapi benda tidak mempunyai energi potensial gravitasi (h = 0 sehingga EP = m g h = 0). Jadi energi mekanik akhir (EMt) = energi kinetik (EK)
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa energi mekanik awal sama dengan energi kinetik akhir.
EMo = EMt
EP = EK
800 = EK
Energi kinetik (EK) benda ketika tiba di permukaan tanah adalah 800 Joule.
2. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 10 meter di atas tanah. Jika massa benda 4 kg dan percepatan gravitasi (g) = 10 m s–2 maka energi kinetik dan kelajuan benda pada ketinggian 5 meter di atas tanah adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Perubahan ketinggian (h) = 10 – 5 = 5 meter
Massa (m) = 4 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Ditanya : energi kinetik benda pada ketinggian 5 meter
Jawab :
(a) Energi kinetik benda pada ketinggian 5 meter
Energi mekanik awal (EMo) = energi potensial gravitasi (EP)
EMo = EP = m g h = (4)(10)(5) = 200 Joule
Energi mekanik akhir (EMt) = energi kinetik (EK)
EMt = EK
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa energi mekanik awal sama dengan energi mekanik akhir.
EMo = EMt
200 = EK
Energi kinetik benda pada ketinggian 5 meter di atas tanah adalah 200 Joule.
(b) Kelajuan benda pada ketinggian 5 meter
Energi mekanik awal (EMo) = energi mekanik akhir (EMt)
EP = EK
200 = ½ m v2
2(200) / 4 = v2
100 = v2
v = √100
v = 10 meter/sekon
Kelajuan benda adalah 10 meter/sekon
3. Buah mangga jatuh bebas dari ketinggian 2 meter. Jika g = 10 m s–2, hitunglah kelajuan buah mangga sesaat sebelum menyentuh tanah dengan menggunakan hukum energi mekanik.
Pembahasan
Diketahui :
Ketinggian (h) = 2 meter
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Ditanya : kelajuan buah mangga sesaat sebelum menyentuh tanah (v)
Jawab :
Energi mekanik awal (EMo) = energi potensial gravitasi (EP)
EMo = EP = m g h = m (10)(2) = 20 m
Energi mekanik akhir (EMt) = energi kinetik (EK)
EMt = EK = ½ m v2
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa energi mekanik awal sama dengan energi mekanik akhir.
EMo = EMt
20 m = ½ m v2
20 = ½ v2
2(20) = v2
40 = v2
v = √40 = √(4)(10) = 2√10 meter/sekon
Kelajuan buah mangga sesaat sebelum menyentuh tanah adalah 2√10 meter/sekon.
Perlu diketahui bahwa dalam perhitungan, kita mengabaikan gesekan udara. Dalam kenyataannya, jika benda apapun jatuh bebas di permukaan bumi maka terdapat gaya gesek udara yang turut mempengaruhi gerakan benda sehingga kelajuan benda lebih kecil dari perhitungan di atas.


DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E.1983. Kimia Universitas asas dan Struktur jilid satu .jakarta: Binarupa Aksara
Ellis, Jeanne Ormrod. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlaangga
Petrucci,Ralph H. 1998. Kimia Dasar 1 Prinsip dan Terapan Modern edisi ke dua jilid satu.Jakarta: Elangga
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya





[1]  Jeanne E Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, edsi keenam, 2009, hal.421.
2 Jhon W Santrock, Educational Psychology, 5th edition, 2011, hal.218.
3 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Edisi Keenam, 2002, hal.243.